MENJADI ANGGOTA LEGISLATIF DENGAN NIDA’



Hari-hari ini masyarakat mulai disibukkan dengan persiapan pemilihan umum, baik PILPRES maupun PILEG. Berbagai cara dilakukan oleh bakal calon demi meraih suara yang banyak. Demikian pula yang dilakukan oleh Indra Hermansyah, pengamal dari Kecamatan Plampang, Kabupaten Besar, NTB ini. Namun, pria kelahiran Sumbawa ini juga mempunyai cara yang sangat berbeda dari yang lainnya.

Kampanye dengan Nida’


Saat itu, Indra sedang bertarung untuk merebut kursi DPRD Kabupaten Sumbawa Besar periode 2014-2019 melalui DAPIL I Sumbawa. Indra yang sudah mengamalkan Sholawat Wahidiyah sejak tahun 2015 ini, dalam usahanya merebut kursi DRPD Sumbawa, selain berjuang secara lahiriah dengan mendatangi konstituennya, juga secara tidak langsung menyiarkan Sholawat Wahidiyah.

Dalam usahanya, Indra mengunjungi calon pemilih secara langsung (dari pintu ke pintu, orang ke orang) dengan cara meminta kepada para konstituen untuk memilih dan mendukungnya. Selain itu, tidak kalah pentingnya Ia meminta agar mereka mendoakannya dengan mengamalkan Sholawat Wahidiyah atau paling tidak dengan bacaan ’Ya Sayidi Ya Rasulullah’ agar perjuangannya berhasil.

Sebuah cara yang sangat unik dan inspiratif. Dalam pemikiran Indra, andai pun Ia belum berhasil menjadi anggota legislatif, setidaknya Ia sudah memperkenalkan doa ’Ya Sayidi Ya Rasulullah’ kepada umat masyarakat. Sehingga tidak sedikit konstituennya yang terheran-heran karena selama ini di antara cara yang sudah diketahui oleh khalayak umum, banyak para calon legislator yang mendatangi orang-orang pintar atau dukun dan semacamnya agar didoakan melalui mantra-mantra atau syarat-syarat tertentu.

Tetapi, Indra justru meminta agar didoakan oleh konstituennya dengan menggunakan amalan ’Ya Sayidi Ya Rasulullah’. Cara ini dilakukan oleh Indra karena menurutnya, “Setiap pengamal adalah petarung atau pejuang”.

Perjuangannya Selama Ini Tidak Sia-sia


Ternyata, perjuangan Indra dalam merebut kursi DPRD Sumbawa tidak sia-sia. Dengan usaha dan perjuangannya tersebut Ia terpilih menjadi anggota DRPD Sumbawa tahun 2009-2014. Dengan cara tersebut, Ia memiliki keyakinan mendapat doa dan restu dari Kanjeng Romo Kyai RA yang istimewa. Bahkan terjadi peristiwa aneh di tiga desa. Indra tidak melakukan kampanye di daerah tersebut, namun banyak laporan bahwa Ia telah melakukan kampanye.

Misalnya ketika para relawan mendatangi kelompok masyarakat, masyarakat tersebut memberitahukan bahwa Indra sudah datang dan berkampanye dengan memberikan gambar partai dan nomor urut serta kartu nida’ ‘Ya Sayidi Ya Rasulullah’. Ada juga salah satu relawan yang semalaman berdialog dan berdiskusi dengan Indra. Namun ketika pulang dari rumah Indra, Ia bertemu dengan warga yang mengabarkan bahwa tadi malam Indra berkampanye secara perorangan di daerahnya.

Bukan itu saja, satu malam sebelum hari pemilihan, Indra menceritakan pengalaman rohaninya kepada ketua PW, “Setelah Saya melaksanakan Sholat Subuh, Saya keluar rumah ingin melihat pekarangan sekitar rumah. Saat Saya keluar rumah, secara jaga (bukan mimpi) Saya melihat pekarangan rumah Saya banyak tenda dan penuh dengan orang yang bermujahadah. Waktu itu Saya ikut duduk di halaman depan rumah dan ikut bermujahadah. Selesai Mujahadah, Saya melihat kondisi pekarangan rumah Saya kembali seperti semula. Saya yakin semua kejadian luar biasa itu hanyalah karomah Hadhrotul Mukarram Kanjeng Romo Kyai RA”.

Kampanye dengan cara seperti itu, pertama kali dilakukan oleh Indra pada tahun 2007. Ketika Ia mencalonkan diri sebagai kepala desa di sebuah desa transmigrasi (SP2 Prode-Plampang) Kabupaten Sumbawa. Warga daerah ini didominasi oleh suku Lombok, Bima dan Bali. Meskipun hanya dia dan istrinya saja yang bersuku, Sumbawa namun ternyata dirinya berhasil menjadi kepala desa tersebut. Wallahu a’lam. (dppw)


Sumber:
Majalah Aham Edisi 114 | Maret 2019 M | Rajab 1440 H

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama