7 Strategi Efektif Rebalancing Budget FMCG

strategi bisnis FMCG

Banyak brand FMCG masih terlalu berfokus pada kampanye performance marketing. Padahal kalau melihat data yang ada di dalam white paper Redcomm “FMCG Marketing: Spend or Waste?”, 75% anggaran dihabiskan untuk aktivasi jangka pendek, seperti retail media dan iklan digital. Sementara hanya 25% dialokasikan ke brand building dan loyalitas pelanggan. 

Tentunya, ketidakseimbangan ini sebenarnya bisa berdampak pada naiknya Customer Acquisition Cost (CAC). Bahkan di saat yang sama akan berakibat menurunnya Lifetime Value (LTV) dan makin rentannya brand terhadap fluktuasi harga dan promosi dari kompetitor.

Pengertian rebalancing budget adalah menyusun ulang komposisi alokasi anggaran untuk mencapai keseimbangan antara hasil jangka pendek dan pembangunan brand jangka panjang.

Yuk Pelajari 7 Strategi Rebalancing Budget FMCG Berikut Ini

Nah, baca artikel ini sampai selesai, yuk, untuk tahu strategi praktis melakukan rebalancing budget untuk industri FMCG.

Baca Juga: Manfaat Digital Agency untuk Bisnis Kamu!

1. Mulai dari Audit dan Pahami Rasio Saat Ini

Sebelum Anda bisa mengatur ulang strategi anggaran, Anda perlu mengetahui titik awalnya. Lakukan audit menyeluruh terhadap seluruh aktivitas pemasaran yang sudah berjalan 6–12 bulan terakhir.

Hitung berapa persen dari anggaran yang dialokasikan untuk brand building (seperti konten storytelling, PR, sponsorship, dan program komunitas) dibandingkan dengan budget untuk kampanye performa (retail media, iklan berbayar, diskon, dll).

Jika komposisinya sudah lebih dari 70% ke arah performance, artinya brand Anda sangat rentan terhadap fluktuasi pasar dan tidak memiliki kekuatan ekuitas yang cukup kuat.

2. Tetapkan Target Rasio Ideal

strategi rebalancing budget FMCG

Setelah mengetahui posisi awal, Anda perlu menentukan target rasio baru yang lebih seimbang. Berdasarkan best practice dan riset yang tertuang dalam white paper dari Redcomm digital marketing agency Indonesia, rasio ideal adalah 60% brand building dan 40% performance marketing.

Komposisi ini memungkinkan brand untuk tetap tumbuh secara jangka pendek tanpa mengorbankan pembangunan hubungan jangka panjang dengan konsumen.

Ingin membaca laporan lengkap mengenai budget marketing yang efektif? Unduh saja dulu white paper dari Redcomm Group di Peluang & Tantangan Bisnis FMCG di Indonesia Tahun 2025 dan Strategi, kemudian baca dan pelajari agar Anda bisa mengimplementasikan strategi rebalancing budget dengan baik.

3. Fokus ke Konten Bernilai dan Emosional

Konten untuk brand building tidak hanya berkaitan dengan upaya membangun awareness, namun juga membangun identitas dan kedekatan emosional dengan konsumen.

Oleh karena itu, Anda perlu menciptakan konten storytelling yang menampilkan nilai-nilai brand. Selain itu, Anda juga perlu mengedukasi konsumen tentang manfaat produk, atau tunjukkan dampak sosial brand Anda. Hal ini juga bisa dilakukan dengan kerjasama dengan influencer.

Konten seperti ini berperan penting dalam memperpanjang siklus pembelian dan menurunkan biaya akuisisi karena tercipta loyalitas dan pengaruh dari word of mouth.

Baca Juga: Ide Bisnis Anti-Mainstream yang Menguntungkan

4. Jangan Hapus Performance, Tapi Pangkas yang Tidak Terukur

Performance marketing tetap penting, namun banyak brand terjebak pada aktivitas yang hanya memberikan vanity metrics, seperti klik dan reach, tanpa tahu dampaknya ke pembelian.

Redcomm digital marketing agency Jakarta biasanya akan menyarankan brand untuk melakukan review menyeluruh terhadap semua channel dan campaign.

Jika ada aktivitas kampanye yang tidak bisa ditelusuri kontribusinya ke CAC, LTV, atau ROAS, lebih baik diganti dengan format yang lebih measurable.

5. Investasi di Martech yang Mendukung Kedua Arah

Rebalancing tidak akan berjalan lancar tanpa teknologi pendukung. Maka mau tidak mau Anda perlu memastikan brand Anda memiliki sistem martech yang bisa menggabungkan data dari aktivitas branding, seperti engagement, sentiment, dan reach berkualitas.

Di saat yang sama, gunakan juga data performance, seperti nilai konversi, CAC, hingga ROAS. Anda bisa menggunakan CRM untuk mempersonalisasi komunikasi dan CDP untuk memahami perilaku lintas channel.

Dashboard analytics yang terintegrasi memungkinkan Anda melakukan pengambilan keputusan yang cepat dan berbasis data.

6. Edukasi Tim Internal dan Stakeholder

Keberhasilan rebalancing anggaran bergantung pada pemahaman semua pihak di dalam organisasi. Mulai dari tim brand, digital, hingga finance dan C-level. Semua perlu mengerti bahwa ROI bukan hanya tentang hasil instan, tetapi juga nilai jangka panjang.

Buat presentasi internal tentang dampak LTV dan brand equity, dan bandingkan dengan brand-brand FMCG yang berhasil menerapkan rebalancing.

7. Uji Coba dengan Campaign Hybrid

Jangan langsung mengubah seluruh strategi, tapi lakukan riset dan percobaan tren pemasaran digital yang sedang hype. Mulailah dari eksperimen kecil seperti menggabungkan konten storytelling dengan aktivasi diskon.

Contoh: cerita tentang asal-usul produk diikuti CTA untuk membeli dengan harga promo terbatas.

Lakukan A/B testing pada channel dan pesan yang berbeda. Dengan cara ini, Anda bisa menemukan formula unik brand Anda sendiri yang berhasil menggabungkan kekuatan brand building dan performa dalam satu kampanye.

Baca Juga: Tips Memilih Digital Agency Terpercaya dan Berkualitas

Hubungi Kami untuk Konsultasi!

rebalancing budget FMCG

Rebalancing anggaran FMCG bukan tentang mengurangi belanja iklan, tapi sangat erat kaitannya dengan bagaimana mengarahkan investasi agar membangun value jangka panjang.

Saat berupaya menyeimbangkan antara brand dan performa, Anda sedang menciptakan fondasi bisnis yang lebih tahan krisis.

Ingin konsultasi soal strategi rebalancing yang tepat untuk brand Anda? Hubungi Redcomm, digital marketing agency Indonesia di Kontak Redcomm.

12 Komentar

  1. Konten yg baik juga ternyata mempengaruhi kinerja iklan digital ya.. memang saat ini ga hanya perusahaan besar aja yang harus memikirkan strategi ini, UMKM pun harus mulai menjalankan campaign digital

    BalasHapus
  2. Dalam FMCG promo ini jadi ujiang tombak meningkatkan penjualan. Tapi perlu diingat ya, promo yang diluncurkan harus tepat sasaran juga termasuk sesuai audiensi. Jadi tidak menghabiskan anggaran. Jadi bagus sekali kenata ulang bajet

    BalasHapus
  3. Keren nih, strategi-strateginya relate banget sama kondisi brand sekarang. Rebalancing budget memang tidak mudah, tapi dengan pendekatan yang tepat seperti gini, jadi lebih punya gambaran harus mulai dari mana.

    BalasHapus
  4. Setuju bgt sih ini, penting untuk bisa mempertimbangkan hasil budjet marketing untuk iklan dgn target jangka pendek maupun jangka panjang.

    BalasHapus
  5. Strategi rebalancing tidak bisa dilakukan secara sembarangan tanpa strategi khusus. Kalau saya sih, akan elbih memilih konsultasi dengan agensi yang sudah berpengalaman, seperti Redcomm

    BalasHapus
  6. Menciptakan konten storytelling saat ini justru bisa membangun brand awareness dan menampilkan nilai brand yaa. Sekaligus mendedukasi konsumen tentang manfaat produk. Sepertinya rebalancing anggaran FMCG justru erat kaitannya sama investasi value jangka panjang. Cocok deh konsultasi rebalancing langsung ke tim professional Redcomm.

    BalasHapus
  7. Poin terakhir setuju nih. Strategi untuk rebalancing anggaran memang butuh uji coba. Dan tentu jg membutuhkan waktu, krn kemungkinan besar ga akan lansung berhasil menemukan yg pas.

    BalasHapus
  8. Di era pemasaran secara digital memang harus melalui riset yang teliti agar memiliki strategi pemasaran yang tepat, sepertinya akan lebih efektif jika berkonsultasi dengan pihak ketiga seperti RedComm

    BalasHapus
  9. Oh ternyata konten yang menyentuh hati pelanggan gak semata-mata awareness ya, bisa jadi salah satu cara untuk mempertahankan pelanggan lama karena mereka merasa terikat dengan produk kita

    BalasHapus
  10. beberapa pakar ekonomi mengatakan bahwa, jualan produk di era digital lebih dari sekadar yaa jualan produk aja melainkan "jualan emosi", jadi yaaa ini strategi paling jitu sebetulnya untuk menggaet konsumen dan memiliki attachment terhadap produk tersebut. ternyata konsep seperti ini bisa menjadi salah satu strategi dalam brand building dan menggaet loyalitas pelanggan ya

    BalasHapus
  11. Audit itu penting dan ga semua bisnis melakukan..padahal kalau mau bertahan lama harus diaudit. Promosi yg bermakna dan emosional adalah strategi yg bagus karena bakal dingat konsumen

    BalasHapus
  12. Menarik nih soal rebalancing budget biar hasil marketing sesuai dengan target ya kak. Kayaknya aku tertarik nih buat baca laporan lengkap soal Ingin budget marketing yang efektif. Otw ngunduh white paper dari Redcomm Group

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama